![]() |
Pexels.com |
Hubungan cinta nggak selamanya tentang uwu-uwuan. Kadang, bahkan mungkin sering, kita mendapat masalah yang membuat kita ingin break dulu sejenak. Maklum! Kita semua cuma manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah. Tapi sebagai manusia, kita juga dibekali akal yang berfungsi untuk berpikir dan memecahkan masalah, termasuk masalah dalam suatu hubungan. Nah, karena kita tahu bahwa kita dianugerahi akal, maka saat dilanda masalah ya harus diselesaikan, bukan malah lari dari kenyataan. (Halah...!! Sok-sok’an banget ngasih nasihat. Padahal diri sendiri nyatanya masih sering lari dari kenyataan).
Penyebab timbulnya masalah dalam suatu hubungan bisa bermacam-macam, entah itu hal kecil maupun besar. Tak jarang sebuah masalah itu berumur panjang, menyebabkan dua insan yang saling mencintai jadi uring-uringan dan tak berhenti berdebat. Jika tak pandai menyikapi, masalah tersebut bisa berujung pada hancurnya hubungan yang telah dibangun. Salah satu hal yang bisa dijadikan alternatif solusi adalah mengalah, dalam hal ini pihak laki-lakilah yang mengalah. Lho, mengapa begitu?. Selama ini banyak orang beranggapan bahwa praktik patriarki masih begitu kental di masyarakat. Namun, dalam ranah hubungan cinta pria-wanita, hal tersebut tidaklah benar, kawan! Kalian tahu? Perempuan tak pernah (mau) kalah dalam berdebat dengan pasangannya. Nggak percaya? Silakan tanya bapak kalian!.
Saya sendiri sering heran, kok bisa sih ‘adek berkacamata’ selalu betah bicara (nulis chat) panjang banget saat berdebat dengan saya?. Saya juga bingung mau ngerespons gimana, kalau dibantah dianya makin uring-uringan. Oleh sebab itu, mau nggak mau yang saya mesti mengalah. Mungkin hal ini juga dialami oleh sebagian besar laki-laki di galaksi Bima Sakti ini. Nah, berangkat dari situ, menurut saya ada setidaknya 3 alasan logis kenapa laki-laki mesti mengalah dari perempuan. Berikut deskripsinya.
1. Meneladani Akhlak Nabi saw dan Sahabatnya
Tentu kita semua sudah tak asing dengan penggalan surat al-Ahzab ayat 21 yang terjemahnya kurang lebih begini, “Sungguh! Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu...”. Secara tekstual kita bisa langsung tahu apa maksud penggalan ayat tersebut. Banyak hal romantis yang bisa kita teladani dari Nabi saw, termasuk saat mengalah dari istrinya. Hal ini bisa kita lihat ketika Nabi saw mengalah dari ‘Aisyah ra yang saat itu terus-terusan cemburu. Cara Nabi saw mengalah sangat romantis. Beliau saw meminta ‘Aisyah ra untuk menutup mata dan mendekat, setelah itu beliau memeluk ‘Aisyah ra dan berkata, “Wahai Humairahku! Marahku telah pergi setelah aku memelukmu”. Uuuuu......siapa coba yang nggak klepek-klepek digituin?. Yah, asal yang nge-begituin level good looking-nya nggak juauh dari Nabi saw. Ya kan, wahai para perempuan!?.
Sikap mengalah pada perempuan juga pernah dilakukan oleh sahabat ‘Umar
ibn al-Khattab. Saat itu, salah seorang sahabat hendak curhat kepada ‘Umar
lantaran dirinya selalu dimarahi sang istri. Namun, ketika telah sampai di
depan pintu rumah ‘Umar, sahabat tadi mengurungkan niat awalnya untuk curhat.
Hal itu dikarenakan ia mendapati ‘Umar ternyata juga mengalami hal yang sama
dengan dirinya, dimarahi sang istri. Dalam momen tersebut, ‘Umar mengalah dan
diam saja. Bayangkan! Seseorang yang diberi julukan ‘al-Faruq’ (mampu
membedakan antara yang hak dan yang batil) diam saja ketika dimarahi istrinya,
apalagi kita saya yang waktu ngaji di pesantren sering ketiduran.
Jadi, mulai sekarang mari kita menjadi laki-laki yang berkenan mengalah dari perempuan. Sebab, hal tersebut menjadi salah satu upaya kita meneladani akhlak Nabi saw dan sahabatnya. Percayalah! Pasangan kita pasti bangga dan makin cinta dengan kita. Ya itu sih kalau mereka mau menyadari usaha mengalah kita. “Eh, bentar-bentar! Kok saya tiba-tiba jadi ustaz dadakan gini? Ah! Andai saja followers saya sebanyak followers Uki (eks gitaris) NOAH, pasti saya dapat banyak jemaah dan tulisan saya di-share sana-sini. (Halah! Kebanyakan mengkhayal. Sana, urus proposal skripsi dulu!)
2. Perempuan Itu Kompleks
Fakta ini diungkapkan oleh Claudia Sabrina dalam buku “Seni Memahami Wanita”. Hampir semua pria kesulitan memahami apa yang sebenarnya diinginkan perempuan. Kadang perempuan bilang ingin A, waktu lakinya udah memberi A, ia malah berubah pikiran dan menginginkan B. “Lahhh!!! Gimana sih!?”. Tak jarang perempuan menganggap suatu hal adalah masalah besar baginya, padahal sesuatu tersebut nggak terlalu penting―khususnya bagi laki-laki; dan sayangnya kita (kaum laki-laki) nggak bisa mengubah hal tersebut.
Lebih lanjut, Claudia Sabrina menulis bahwa perempuan selalu menganggap pasangannya nggak pernah mengerti apa yang ia inginkan. Apalagi bila perempuan tersebut tengah marah, maka apa pun yang dilakukan oleh laki-laki pasangannya akan disalahkan olehnya. “Hadeehhh!! Repot Murakkab”. Jadi, ya, apa lagi yang bisa kita lakukan selain mengalah dari mereka!?.
3. Perempuan, Khususnya Perempuan Indonesia, Nggak Bisa Bilang “Iya, aku yang salah. Maafin aku, ya!” dengan (((((TULUS)))))
0 Comments