Ticker

6/recent/ticker-posts

Manusia Bukan (Hanya) Makhluk Sosial

 

Dok. Pribadi

Judul Buku    : Psikologi Sosial

Penulis            : Dr. W. A. Gerungan, Dipl. Psych.

Penerbit          : Refika Aditama

Edisi                : Ketiga

Cetakan          : III, Juli 2010

Tebal              : xviii + 237 Halaman

ISBN               : 979-3304-12-x

Resensator     : Mohammad Azharudin

 

Mendengar kata ‘psikologi’, pertanyaan yang kerap muncul adalah, “Sebenarnya psikologi itu ilmu yang mempelajari apa?”. Secara etimologis, kata ‘psikologi’ berakar dari bahasa Yunani, yakni psyche yang bermakna ‘jiwa’ dan logos yang berarti ‘ilmu’. Dengan demikian, secara literal psikologi dapat diartikan ilmu jiwa. Namun, dalam buku Psikologi Sosial ini, Dr. Gerungan menjelaskan bahwa psikologi sosial dan ilmu jiwa bukan merupakan sesuatu yang sama persis. Menurut Dr. Gerungan, istilah ilmu jiwa merujuk pada ilmu jiwa pada umumnya. Sementara itu, istilah psikologi merujuk pada ilmu jiwa yang ilmiah berdasarkan norma-norma ilmiah modern (hal. 2).

Pada perkembangannya psikologi lantas diklasifikasikan menjadi dua, yakni psikologi teoretis dan psikologi terapan. Berikut ini perinciannya.

1.      Psikologi Teoretis, dibagi menjadi 2 yakni.

a.       Psikologi Umum.

b.      Psikologi Khusus, terdiri dari 6 macam sebagai berikut.

·         Psikologi perkembangan (psikologi genetis), terbagi menjadi 4 jenis yang meliputi psikologi anak, psikologi pemuda, psikologi orang dewasa (psikologi umum), dan psikologi orang tua.

·         Psikologi kepribadian dan tipologi

·         Psikologi sosial

·         Psikologi pendidikan

·         Psikologi diferensiasi dan psikodiagnostik

·         Psikopatologi

2.      Psikologi Terapan, dibagi menjadi 4 yakni.

a.       Psikodiagnostik, digunakan dalam pemilihan jabatan atau studi.

b.      Psikologi Klinis dan Bimbingan Psikologi, merupakan usaha-usaha sarjana psikologi dalam menolong orang-orang yang menderita kesulitan psikologi yang jenisnya beragam.

c.       Psikologi Perusahaan, dapat membantu dalam seleksi pegawai perusahaan dan memperbaiki lingkungan kerja pegawai.

d.      Psikologi Pendidikan, bisa digunakan dalam bimbingan dan penyuluhan pelajar/mahasiswa.

 

Objek dari psikologi adalah manusia beserta seluruh kegiatan yang dilakoninya. Dalam buku Psikologi Sosial ini dicantumkan pendapat dari Dr. A. Kuypers yang mengklasifikasikan kegiatan manusia menjadi 3 jenis, yakni kegiatan yang bersifat individual, kegiatan yang bersifat sosial, dan kegiatan yang bersifat berketuhanan. Mengacu pada pendapat ini, Dr. Gerungan lantas membagi hakikat manusia menjadi 3 yang terdiri dari.

1.      Manusia Makhluk Individual

Hakikat ini memiliki dua makna; pertama, manusia merupakan suatu kesuluruhan yang tidak dapat dibagi-bagi; kedua, setiap manusia merupakan pribadi yang khas berdasarkan kepribadian dan kecakapan yang dimiliki. Dengan demikian, antara individu yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Kendati di suatu tempat ditemukan orang-orang dengan banyak kesamaan, tapi tetap saja tidak ada manusia yang benar-benar persis sama dengan manusia lainnya (hal. 25).

 

2.      Manusia Makhluk Sosial

Sejak dilahirkan, manusia membutuhkan interaksi dengan orang-orang di sekitarnya guna memenuhi kebutuhan biologisnya seperti makan dan minum. Saat memasuki usia 2 bulan, mulai terjadi interaksi secara psikis dengan sang ibu. Beberapa peneliti psikologi anak mengungkapkan bahwa apabila interaksi psikis tersebut tidak terjadi pada ibu dan anak, maka perkembangan si anak akan terhambat untuk beberapa tahun ke depan. Dengan demikian, interaksi psikis tersebut sangat penting dan harus terjadi. Ketika individu mulai bergaul dengan teman sebayanya, ia tak lagi hanya menerima kontak sosial, melainkan juga mampu memberikan kontak sosial (hal. 26).

 

3.      Manusia Makhluk Berketuhanan

Tiap manusia (khususnya di Indonesia) yang telah dewasa dan sadar akan dirinya, tentu sulit untuk menolak kepercayaan adanya Tuhan. Bagi orang yang belum berketuhanan, Tuhan tak mudah dibuktikan keberadaannya secara empiris-eksperimental. Namun, bukan berarti Tuhan tidak ada. Menurut Dr. Gerungan, sebenarnya orang ateis secara tidak sadar telah berketuhanan. Hanya saja, hal yang dipertuhankan berupa benda, orang, atau gagasan tertentu selain Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai contoh, salah satu bentuk pertuhanan di era modern adalah pertuhanan terhadap aliran berpikir materialisme, baik itu dalam bentuk anggapan maupun perbuatan (hal. 28).

 

Beralih ke pembahasan khusus terkait psikologi sosial. Dalam buku ini, Dr. Gerungan mendefinisikan psikologi sosial sebagai cabang dari psikologi khusus yang mengulas kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Sebuah peristiwa dapat disebut situasi sosial apabila di dalamnya terdapat interaksi, baik itu antarmanusia maupun antara manusia dengan hasil kebudayaannya (lingkungan). Seorang psikolog Amerika yang bernama Woodworth membagi interaksi manusia dengan lingkungannya menjadi 4 macam yakni.

1.      Manusia dapat bertentangan dengan lingkungan.

2.      Manusia dapat menggunakan lingkungan.

3.      Manusia dapat berpartisipasi dengan lingkungan.

4.      Manusia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Dr. Gerungan sendiri memiliki pendapat lain. Dalam perspektifnya, yang selalu terjadi adalah manusia berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan (hal. 59).

Buku Psikologi Sosial ini ditulis lantaran terdorong oleh tingginya kebutuhan―khususnya di kalangan perguruan tinggi―terhadap referensi mengenai pokok ilmu jiwa sosial yang jumlahnya terbilang minim. Selain mengisi kekosongan tersebut, buku ini juga bertujuan membantu usaha pendidikan para pemuda ke arah perkembangan yang cakap, sadar, dan susila sebagai anggota masyarakat. Dalam buku ini juga dicantumkan secara ringkas hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Pendidikan IKIP Bandung terkait latar belakang sosial anak-anak delinkuen. Hal tersebut membuat buku Psikologi Sosial ini terkesan lengkap dan faktual.

Post a Comment

0 Comments