![]() |
imdb.com |
Setiap karya dalam bentuk film/series pasti memiliki pesan tersirat. Ini berlaku pula dalam proyek-proyek MCU. Memang benar, premis cerita utama dari proyek MCU adalah tentang kepahlawanan. Namun, disadari atau tidak, terdapat bumbu-bumbu tambahan di dalamnya. Kita ambil contoh dari series Moon Knight. Dalam series tersebut, sang karakter utama menderita kepribadian ganda. Mulanya hal tersebut tampak biasa, mungkin sekadar memberi kesan bahwa sang karakter utama kurang lelap tidurnya. Namun, semua itu berubah ketika kita disuguhi flashback dari Marc Spector (karakter utama), yang mana penyebab ia menderita kepribadian ganda adalah perlakuan sang ibu yang selalu menyalahkan Marc Spector atas kematian sang adik.
Hal yang sama juga berlaku pada series She-Hulk: Attorney at Law. Series ini tak hanya bercerita tentang seorang perempuan yang berubah menjadi Hulk. Lebih dari itu, series ini juga menyelipkan pesan tentang perempuan yang tak lagi harus tunduk pada aturan tentang keharusan memilih salah satu peran saja. Saat Jennifer Walters baru saja berubah menjadi She-Hulk, Bruce mengatakan bahwa mulai saat itu juga ia harus meninggalkan pekerjaanya. Perkataan Bruce tersebut didasarkan pada pengalamannya dahulu saat baru pertama menjadi Hulk. Namun, Jenn menyangkal hal itu. Jenn tetap bisa menjadi pengacara meski memiliki alter ego She-Hulk. Jenn juga berkata pada Bruce bahwa ia tidak kehilangan kesadaran dirinya ketika menjadi She-Hulk.
Dalam series ini diceritakan bahwa ada banyak hal yang Jenn dapatkan saat ia mempunyai alter ego She-Hulk, entah itu hal baik maupun hal buruk. Kita mulai dari hal baik terlebih dahulu. Jenn kini mempunyai kekuatan yang dapat melindungi dirinya dari bahaya. Contohnya ketika ia dicegat oleh sekelompok orang yang disebut Wrecking Crew yang hendak mengambil sampel darahnya. Walau dikeroyok, Jenn mampu mengalahkan mereka dengan mudah. Sayangnya, keluarga Jenn justru memandang kekuatan tersebut secara berbeda. Alhasil ketika di rumah Jenn malah dimintai tolong untuk mengangkat barang-barang berat seperti mengangkat galon air dalam jumlah banyak dan mendongkrak mobil.
Sekarang beralih ke hal buruk yang didapat Jenn selepas menjadi She-Hulk. Dalam satu momen, Jenn pernah terpaksa berubah menjadi She-Hulk saat tiba-tiba Titania datang mengacau jalannya persidangan dengan menghancurkan dinding. Alih-alih disebut pahlawan, setelah kejadian itu Jenn justru dipecat. Sempat menganggur, Jenn akhirnya direkrut oleh lembaga firma hukum yang bernama GLK&H. Namun, di sini GLK&H tidak merekrutnya selaku Jennifer Walters, melainkan selaku She-Hulk. Oleh sebab itu, Jenn diharuskan untuk selalu berubah menjadi She-Hulk ketika bekerja. Jenn sebenarnya tak suka dengan aturan tersebut, tapi bila ia membantah, ia akan tetap menjadi pengangguran.
Perlakuan ‘tak adil’ orang-orang belum berhenti di situ. Ketika Jenn ingin memiliki teman kencan, ia tak kunjung mendapatkannya karena ia membuat akun dengan foto dirinya sebagai Jennifer Walters. Hal itu berubah 180 derajat saat ia memasang foto dirinya sebagai She-Hulk. Jenn seketika mendapat banyak ajakan kencan dari para lelaki. Namun, tentu saja mendapatkan teman kencan yang cocok bukan perkara gampang. Seusai bertemu dengan beberapa laki-laki random, akhirnya Jenn (sebagai She-Hulk) menemukan laki-laki yang tepat―setidaknya menurut penilaiannya sendiri. Ia pun sempat tidur bersama laki-laki tersebut.
Sayangnya, kebahagiaan Jenn itu tak bertahan lama. Saat terbangun di pagi hari dan laki-laki tersebut melihat Jenn sebagai dirinya sendiri, sikap laki-laki itu pun berubah. Lagi-lagi di sini penonton ditunjukkan bahwa sosok She-Hulk lebih dihargai ketimbang Jennifer Walters. Padahal, She-Hulk dan Jenn adalah satu individu. Namun, orang lain seakan memandangnya sebagai dua individu yang terpisah. Tentu ini menjadi realita yang cukup menyesakkan bagi Jenn. Mungkin beberapa dari kita pernah mendapat perlakuan yang serupa dengan yang dialami Jenn. Dan, yah.....pada akhirnya kita sadar bahwa kita tidak mungkin (dan tidak perlu) menyenangkan semua orang.
Kembali ke She-Hulk. Walau beberapa orang menyukai (atau mungkin lebih tepatnya ‘tertarik’) dengan sosok She-Hulk, faktanya masih ada saja pihak yang membencinya. Mereka berkumpul dalam kelompok yang menamai diri dengan “Intelligencia”. Kelompok ini diinisiasi oleh Todd Phelps. Ia sebelumnya sempat menjadi teman kencan She-Hulk dan saat itu ia memang menunjukkan sikap yang janggal. Misalnya, menyebut She-Hulk dengan kata ‘spesimen’ dan sempat bertanya apakah kulit She-Hulk dapat ditembus dengan vibranium.
Kebencian Todd Phelps terhadap She-Hulk ternyata hanya disebabkan oleh mudahnya Jennifer Walters dalam mendapat kekuatan. Todd merasa Jenn tidak layak atas kekuatan Hulk. Todd bahkan sempat membayar laki-laki yang bernama Josh untuk berpura-pura menjalin hubungan dengan Jenn. Tujuannya adalah supaya Josh dapat mengambil sampel darah dari Jenn dengan mudah sekaligus meretas handphone-nya. Tindakan yang terakhir digunakan untuk mengumbar seluruh rahasia (dan aib) Jenn pada acara gala.
Hal yang paling membuat unik series ini adalah kemampuan Jenn dalam melakukan breaking the fourth wall. Deadpool memang juga memiliki kemampuan tersebut. Namun, dalam series ini She-Hulk melakukannya begitu jauh. Saat ending series-nya terlalu kacau, She-Hulk mengambil tindakan hingga masuk ke ruangan produksi series She-Hulk dan bertemu dengan orang-orang di balik layar. She-Hulk lantas diarahkan untuk bertemu dengan K.E.V.I.N dan akhirnya ia bisa menjadikan ending series-nya sesuai yang ia minta. Sungguh, sebuah episode final yang sangat tak terduga.
0 Comments